REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan lahan pangan yang mengalami gagal panen akibat kekeringan di daerah tersebut mencapai 876 hektare. Terbagi untuk tanaman padi seluas 414,00 ha, jagung 86,00 ha dan kedelai 376,00 ha. Sementara total luas kekeringan tanaman pangan hingga 18 Agustus mencapai 5.108,30 ha.
Kepala Dinas Pertanian NTB, Husnul Fauzi mengatakan, luas tanaman pangan yang gagal panen pada 2015 lebih rendah dibandingkan 2014 yang mencapai total sebanyak 18,679 ha dengan lahan yang fuso mencapai 4,408 ha.
“Luas tanaman pangan yang gagal panen pada 2015 lebih rendah dibandingkan 2014. Dimana lahan fuso mencapai 4,408 Ha,” kata dia kepada wartawan di Kota Mataram, Sabtu (22/8).
Ia menuturkan, realisasi tanam luasan pertanaman padi yang terkena dampak kekeringan sebesar 0,86 persen dengan jumlah yang fuso 0,09 persen, tanaman jagung 0,49 persen dan yang fuso 0,06 persen serta kedelai 0,67 persen dan yang fuso 0,52 persen.
Menurutnya, daerah yang terkena kekeringan yaitu Lombok Barat di Kuripan, Lombok Utara di Pemenang dan Kayangan, Lombok Tengah di Praya, Praya Tengah, Praya Timur, Praya Barat Daya, Jonggat dan Kopang, Lombok Timur di Sikur.
Sementara daerah kekeringan di Sumbawa yaitu Buer, Labangka, Lopok, Maronge, Moyo Utara, Plampang dan Utan, Sumbawa Barat di Jereweh, Pototano, Sekongkang, Brang Rea, Seteluk, Taliwang. Dompu di Huu, Kempo, Manggelewe, Dompu, Woja, Pajo. Bima Belo. Palibelo, Bolo, Lambu. Langgudu, Monta, Palibelo, Parado, Sape, Wawo. Wera, Woha.
Husnul menambahkan, pencapaian realisasi tanam padi jagung dan kedelai hingga Juli kemarin adalah padi sebanyak 450.705 Ha dari rencana tanam 447.489 Ha. Jagung, 137.513 Ha dari rencana tanam 135.000 Ha dan kedelai sebanyak 72.854 Ha rencana tanam 93.114 Ha.
“Untuk tanaman padi pada bulan Agustus dan September akan ada tambah tanam seluas 12.226 Ha sehingga realisasi tanam padi diperkirakan mencapai 462.931 Ha,” ungkapnya.