Sabtu 22 Aug 2015 00:40 WIB

Pengamat: Ojek Solusi Sesaat yang Menyesatkan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bayu Hermawan
Ribuan warga Jabodetabek membawa motor mereka antre ketika mendaftarkan diri sebagai pengemudi ojek GRAB Bike di Senayan, Jakarta, Rabu (12/8).    (Antara/Saptono)
Foto: Antara/Saptono
Ribuan warga Jabodetabek membawa motor mereka antre ketika mendaftarkan diri sebagai pengemudi ojek GRAB Bike di Senayan, Jakarta, Rabu (12/8). (Antara/Saptono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai kehadiran Ojek, baik konvensional maupun berbasis online, yang saat ini marak di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, bukan solusi tepat untuk mengurai kemacetan.

"Ojek, solusi sesaat yang menyesatkan. Andaikan kepala daerah serius menata transportasi bermartabat, pasti warga tidak mau gunakan ojek," ujarnya, Jumat (21/8).

Ia berharap, jelang Pilkada serentak, masyarakat mau mendesak para calon kepala daerah agar membangun Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) yang humanis.

"Jangan sekedar tempel foto diri di raga angkot, pikirkan juga kesejahteraan sopir dan keluarganya," katanya.

Keberadaan SAUM, lanjutnya, mutlak diperlukan jika melihat perkembangan kenaikan jumlah kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor di perkotaan yang memiliki populasi sekitar 75 persen hingga 80 persen dari total kendaraan bermotor, yang juga memicu peningkatan impor minyak.

"Impor minyak meningkat rata-rata Rp 31 miliar dollar AS dalam lima tahun terakhir," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement