REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala pusat kedokteran dan kesehatan Mabes Polri, Brigjen Arthur Tampi mengungkapkan, kini Tim Disaster Victim Identification (DVI) tengah mengidentifikasi 10 jenazah korban Trigana Air Service yang mengalami kecelakaan di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, 16 Agustus 2015.
"Kita sudah sampaikan bahwa kemampuan kita untuk satu hari itu maksimal 10. Kita akan upayakan 10 itu selesai hari ini, nah 10 itulah yang nanti besok (21/8) akan kita serahkan ke pihak keluarga kalau memang sudah bisa kita identifikasi," ujarnya di Jayapura, Kamis (20/8).
Arthur menjelaskan, kini jumlah tim dokter yang melakukan identifikasi terhadap korban Trigana sudah sesuai dengan kebutuhan.
"Dokter forensic sudah cukup, 5 dokter forensic, ahli DNA 2 orang. Dokter gigi forensic sudah ada 2 orang saya rasa sudah cukup," ucapnya.
Hanya Arthur mengeluhkan sarana otopsi yang kurang memadai sehingga sedikit menghambat proses identifikasi yang dilakukan oleh Tim DVI.
"Yang jadi kendala kita adalah meja otopsinya. Itu kan tidak memungkinkan untuk kita gelar meja otopsi tidak pada tempatnya. Karena disamping kita juga tetap menjaga suasana daripada keluarga yang berduka ini. kita tetap laksanakan ditempat yang memang layak dilaksanakan pemeriksaan," katanya.
Hingga kin Tim DVI telah berhasil mengidentifikasi empat jenazah atas nama Martinus Aragai, Terianus Salawala, Boni Wori-Wori dan Wendepan Bamulki dan telah diserahkan kepada pihak keluarga setelah identifikasi diselesaikan oleh Tim DVI di RS Bhayangkara, Kamis sore.
Hingga kini seluruh jenazah sudah berada di Jayapura, dan 29 diantaranya telah berada di RS Bhayangkara untuk dilakukan identifikasi. Setelah empat jenazah teridentifikasi, kini Tim DVI tengah memeriksa 25 jenazah lainnya.