Rabu 19 Aug 2015 12:01 WIB

Jubir Wapres: Tak Perlu Berdebat, RR Belajar Saja ke PLN

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Esthi Maharani
 Rizal Ramli
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli (RR) menilai target pemerintah untuk membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt sulit dicapai. Namun kritik Rizal ini ditanggapi pedas oleh kalangan istana Wakil Presiden.

"RR ini sukanya gaduh, bukannya membantu pemerintahan malah memperumit keadaan," ucap juru bicara Wakil Presiden RI Husain Abdullah, Rabu (19/8).

Untuk memahami masalah kelistrikan di Indonesia, kata Husain, RR cukup belajar dari Kepala Sub Bagian dari PLN, tidak perlu mencari lawan debat.

"Apanya yang mau diperdebatkan padahal Indonesia sudah krisis listrik dimana-mana," ujarnya.

Saat ini, kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki PLN hanya 45 ribu MW. Untuk mencapai pertumbuhan tujuh persen setahun, maka dibutuhkan tambahan daya listrik 15 persen pertahun. Sehingga setiap tahun Indonesia butuh tambahan daya 7000 MW listrik, dikalikan lima tahun pemerintahan Jokowi-JK, maka jumlah mencapai 35 ribu MW.

Multiplier effect penambahan daya listrik ini sangat besar karena berkaitan dengan fasilitas penunjang industri. Tanpa listrik, industri tidak bisa berjalan, tanpa industri serapan tenaga kerja kita akan rendah, akan banyak pengangguran.

"RR ini apa mau lihat Indonesia mati lampu. Kalau Rizal Ramli cerdas dan bijaksana, harusnya membantu pemikiran melakukan terobosan, setidaknya kalau tidak mampu lebih baik tutup mulut saja," ucap Husain.

Dia juga meminta RR agar tidak perlu menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk berdebat.

"Karena ada forumnya. Rizal bisa manfaatkan kesempatan bertanya pada sidang kabinet atau rapat terbatas. Ini negara ada tata tertibnya," kata Husain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement