Selasa 18 Aug 2015 20:26 WIB

Menteri Yohana Dengar Keluhan Pengungsi Sinabung

Rep: Issha Harruma/ Red: Angga Indrawan
Pengendara sepeda motor melintas saat hujan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Brastagi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (26/6).  (Antara/Irsan Mulyadi)
Pengendara sepeda motor melintas saat hujan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Brastagi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (26/6). (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mendatangi posko Sempajaya di Desa Sigarang-Garang dan posko Tongkoh di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Karo, Sumatera Utara, Selasa (18/8). Kedatangan Yohana yang pertama kalinya itu disambut antusias oleh para pengungsi yang merupakan pelajar dari SD hingga SMA.

Berdasarkan pantauan Republika, dialog hangat mengalir sepanjang pertemuan. Para pengungsi, termasuk perwakilan pelajar yang hadir tidak segan untuk menyuarakan keluhan dan harapan mereka kepada pemerintah, termasuk pada menteri asal Papua tersebut.

Seperti yang disampaikan pengungsi Posko Sempajaya, Nurzani Sitepu. Nurzani mengeluhkan waktu relokasi yang belum jelas kapan dilakukan. "Sampai kapan kami di sini? Katanya lima tahun ke depan akan erupsi terus menerus," kata Nurzani.

Hal tak jauh berbeda disuarakan pengungsi Posko Tongkoh. Selain relokasi, koordinator pengungsi, Sastrawan Ginting mengatakan, para pengungsi juga berharap bantuan dari pemerintah untuk membangun usaha.

"Selama ini kami hanya berladang. Sejak erupsi Sinabung kami nggak tahu lagi kerja apa. Kami harap ibu bisa beri bantuan pada kami para orang tua, agar kami bisa membuka warung dan lain-lain," ujar Sastrawan.

Menanggapi permintaan dari para pengungsi tersebut, Yohana berjanji akan segera berkoordinasi dengan kementerian terkait, khususnya dengan kementerian yang menyentuh langsung persoalan anak, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tak lupa ia juga berjanji akan membantu persoalan para ibu yang ada di pengungsian tersebut. Yakni, dengan mendata para ibu dan kemudian diserahkan pada Kementerian Sosial untuk mendapatkan bantuan modal usaha.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement