Selasa 18 Aug 2015 19:49 WIB

Pemerintah Telusuri 15 RS Pascatragedi Bom Bangkok

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Ini foto ponsel diambil pada Senin 17 Agustus, 2015 dan dirilis oleh China Xinhua News Agency menunjukkan adegan ledakan di Bangkok , Thailand .
Foto: Rachen Sageamsak/Xinhua via AP
Ini foto ponsel diambil pada Senin 17 Agustus, 2015 dan dirilis oleh China Xinhua News Agency menunjukkan adegan ledakan di Bangkok , Thailand .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi Bom Bangkok pada Ahad (17/8) telah menewaskan satu Warga Negara Indonesia (WNI). Menteri Luar Negeri Retno Marsoedi mengatakan, pemerintah telah menelusuri 15 rumah sakit di Bangkok untuk mencari WNI yang kemungkinan menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

"Sejauh ini kita sudah melakukan pencarian ke 15 rumah sakit. Informasi terakhir satu meninggal dunia, satu luka-luka. Mudah-mudahan tidak bertambah," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/8).

Retno menyebut pemerintah hingga kini masih melakukan pencarian ke semua rumah sakit yang ada di Bangkok. Terkait satu WNI, Hermawan Indrajaja, yang mengalami luka berat, dia menyebut bahwa korban akan menjalani operasi.

"Korban laki-laki yang terluka itu akan dioperasi. Keluarganya juga sudah dihubungi, dan sekarang saya masih memantau," ucapnya.

Retno mengaku, ia sudah melaporkan pada Presiden Jokowi mengenai adanya WNI yang menjadi korban dalam bom Bangkok tersebut.

Seperti diketahui, sebuah bom meledak di Kuil Erawan, Bangkok pada Senin (18/8). Ledakan itu menyebabkan sedikitnya 27 korban tewas dan 81 korban luka. Dugaan sementara, pelaku meledakkan bom untuk menghancurkan sektor ekonomi dan pariwisata di Negeri Gajah Putih tersebut.

Salah satu korban tewas adalah turis asal Bali, Lioe Lie Tjing. Adapun suami Lioe, Hermawan, mengalami luka berat dan tengah dirawat di rumah sakit Huachiew untuk menjalani operasi.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement