REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar upacara hari kemerdekaan ke-70 tahun Republik Indonesia di kantor DPP Lenteng Agung. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristyanto bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, Hasto menegaskan PDIP harus memelopori pelurusan sejarah bangsa Indonesia.
“PDIP harus memelopori pelurusan sejarah bangsa Indonesia,” kata Hasto dalam pidatonya, Senin (17/8).
Pelurusan sejarah tersebut salah satunya adalah soal pidato Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno sebelum membacakan naskah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 silam.
Dalam pidato pembukaan sebelum membaca naskah proklamasi, kata Hasto, Soekarno menegaskan bahwa Indonesia harus berani mengambil nasib dari tangannya sendiri. Ini menunjukkan momentum proklamasi sebagai semangat untuk dapat berdikari.
Dengan berdikari, maka kekuasaan yang dipegang pemerintah harusnya mengedepankan nasib rakyat negeri. Hasto menambahakan, jika dilihat dari sejarahnya, demokrasi yang ingin diusung oleh pendiri bangsa bukan hanya soal demokrasi politik. Namun juga demokrasi ekonomi yang tujuannya untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
“PDIP bertekad menggunakan kekuasaan politik untuk bertindak dan membela rakyat, kekuasaan betul-betul diperuntukkan untuk rakyat,” tegas dia.