REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak mantan kepala penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang Laksamana Muda Maeda Tadashi, Nishimura Toaji Maeda, berencana akan membawa dan menaburkan abu ayahnya tersebut di Indonesia.
"Ayah saya sangat mencintai Indonesia dan selepas kemerdekaan Indonesia ingin kembali ke Indonesia. Beliau sangat cinta dengan Indonesia," ujar Nishimura saat ditemui pada acara Napak Tilas Proklamasi, Ahad (16/8).
Nishimura berencana akan membawa abu ayah dan juga ibunya dan akan menaburkannya di Tanah Air.
"Kami mempunyai darah Indonesia. Nenek saya dari garis keturunan ibu adalah orang Jawa. Sementara kakek saya orang Jepang," katanya.
Meski demikian, dia mengaku belum tahu kemana abu tersebut akan ditaburkan. Menurut dia, yang terpenting di Tanah Jawa.
"Bisa juga ditaburkan di laut," jelas dia.
Laksamana Muda Maeda merupakan perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Laksamana Muda Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia. Maeda mempersilakan kediamannya yang berada di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi.
Pada saat itu ada perjanjian, jika Jepang kalah perang maka Indonesia kembali ke pangkuan Belanda. Angkatan Darat Jepang setuju, tetapi Angkatan Laut Jepang tidak setuju.
Laksamana Maeda berpendapat, daripada diserahkan ke Belanda lebih baik dimerdekakan saja. Maeda menjamin kediamannya tersebut sebagai tempat yang aman dalam perumusan naskah proklamasi. Saat ini, rumah Maeda tersebut dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Maridjan, mengatakan perjalanan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan tidak dapat dilepaskan dari rumah Maeda.
"Dari gedung ini, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Dulu banyak yang tak mungkin Indonesia merdeka, namun para pendiri bangsa kita menjadikannya sebagai hal yang mungkin. Mari kita lanjutkan kemerdekaan dengan pemungkin kebaikan," imbuh Kacung.