Ahad 16 Aug 2015 16:45 WIB

Perompakan Kapal MT Joaquim Rekayasa

Aksi perompak di laut
Aksi perompak di laut

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksma TNI A Taufiqoerrahman menyatakan perompakan Kapal MT Joaquim di Selat Malaka disimpulkan sementara hanya sebuah skenario untuk tujuan tertentu.

Selain itu, muatan light crude oil (LC) di atas MT Joaquin yang dirompak pada Sabtu 8 Agustus 2015 lalu diketahui tidak dilengkapi dengan dokumen resmi alias ilegal.

"Penyelidikan masih berjalan, tapi kesimpulan sementara adalah perompakan ini direkayasa untuk menghindari pajak atau ingin mencari keuntungan asuransi karena kapal dirusak," katanya, Ahad (16/8).

Dari keterangan salah seorang anggota kapal MT Joaquin, lanjut dia, muatan minyak dikuras oleh kawanan perompak dengan menggunakan kapal MT Kharisma 9 di sekitar perairan perbatasan Malaysia-Indonesia.

Selain itu, awalnya akibat kejadian ini dilaporkan ada dua anggota kapal menjadi korban kekerasan kawanan perompak dan mengalami cidera berat, namun dipastikan tidak ada yang terluka setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Nakhoda dan tujuh anak buah kapal serta Kapal MT Joaquim hingga kini masih diamankan di Dermaga Pangkalan TNI AL Dumai untuk kepentingan penyelidikan dan pihaknya terus melakukan upaya perburuan terhadap kapal perompak tersebut.

"Kapal yang digunakan perompak berukuran sama dengan MT Joaquim dan tujuan berlayar ke perairan Lengkawi tanpa memiliki peta laut," ungkapnya.

Pihak TNI AL juga menemukan keganjilan dalam aksi bajak laut ini, yaitu sarana komunikasi yang digunakan perompak dengan kapal penampung dan perahu pancung hanya berupa HT yang tidak bisa menjangkau jarak jauh.

Disamping itu, para anak buah kapal MT Joaquim juga tidak mengenali Sam alias Lim Puay Kwang warga Singapura yang ditunjuk sebagai Banker Clerk, karena perusahaan Yu Tat Pte.Ltd hanya menunjuk Aseng, Alan dan Sanon.

Meski menemui banyak kecurigaan, namun sejauh ini nakhoda dan anak buah kapal masih berstatus saksi karena dinilai kooperatif dan bekerja sama baik dalam proses penyelidikan.

"Proses pemindahan minyak MT Joaquim ke kapal perompak sekitar enam jam dan berhasil menguras sebanyak 2.900 ton dari total kapasitas 3.500 ton," terang Pangarmabar.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement