Sabtu 15 Aug 2015 10:15 WIB

Kebakaran di Meranti Hanguskan 616,4 Hektare

Warga melintas ditengah kepulan asap tebal kebakaran lahan gambut yang terjadi di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Kamis (30/7).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Warga melintas ditengah kepulan asap tebal kebakaran lahan gambut yang terjadi di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Kamis (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU  -- Peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau pada enam bulan terakhir telah menghanguskan 616,4 hektare hutan dan lahan perkebunan, tanpa korban jiwa.

"Selama enam bulan pertama atau Semester I tahun 2015, di Meranti terjadi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan seluas 616,4 hektar hangus terbakar," kata Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Hutan dan Kebun pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kepulauan Meranti, Tengku Efendi lewat sambungan telepon, Sabtu siang.

Ia menjelaskan, kasus kebakaran terluas terjadi di wilayah Kecamatan Tasik Putri Puyu, selain juga terjadi di lima kecamatan lainnya dari 9 kecamatan yang ada di Meranti.

Menurut data yang dirangkum, lanjut dia, sejak Januari hingga Juli 2015 telah terjadi kebakaran lahan dengan berbagai penyebab, lahan yang hangus mencapai 616,4 hektare.

Ia menjelaskan lagi, kebakaran lahan terluas terjadi di Kecamatan Tasik Putri Puyu yakni seluas 339 hektare, kemudian Kecamatan Rangsang ada sebanyak 123 hektare lahan terbakar.

Selanjutnya di wilayah Kecamatan Tebingtinggi ada sebanyak 67,2 hektare lahan terbakar, dan di Kecamatan Tebingtinggi Timur sebanyak 38 hektare.

"Kemudian di Kecamatan Merbau sedikitnya 30 hektare lahan terbakar, dan di Kecamatan Tebingtinggi Barat lahan terbakar ada seluas 19,2 hektare," katanya.

Menurut dia, hanya wilayah Kecamatan Rangsang Barat, Rangsang Pesisir dan Kecamatan Pulau Merbau yang bebas dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan.

Jika dibandingkan dengan kejadian kebakaran lahan tahun lalu, menurut dia jauh menurun. "Tahun lalu atau pada 2014, sedikitnya lahan yang terbakar ada seluas 23.625,6 hektare," katanya.

Untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran, lanjut Efendi, Dishutbun Meranti telah menugaskan 10 sampai 15 personil untuk memantau dan membantu upaya pemadaman api di lahan yang terbakar dengan dibantu oleh Masyarakat Peduli Api (MPA) yang ada di setiap kecamatan.

Dari informasi di lapangan, lanjutnya, kebakaran yang terjadi tahun ini kebanyakan melanda wilayah perkebunan sagu dan karet. "Hal itu disebabkan oleh ulah oknum yang membuka lahan dengan cara membakar, membuang puntung rokok sembarangan dan para pencari madu lebah dengan menggunakan asap," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement