Kamis 13 Aug 2015 10:58 WIB

Harga Daging di Gorontalo Rp 100 Ribu, Kok Bisa?

Daging sapi (ilustrasi)
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,GORONTALO--Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Gorontalo menegaskan, harga daging sapi di pasaran daerah tersebut masih tetap normal.

Kepala Disperindagkop Kota Gorontalo Irwan Hamzah, Kamis, mengatakan bahwa meskipun secara nasional harga daging sapi bergejolak, namun untuk Kota Gorontalo tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut.

Dia menjelaskan, saat ini harga daging sapi di tingkat pedagang masih tetap normal yakni Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kg, sedangkan untuk tulang berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kg.

Menurut dia, harga daging dan tulang sapi mengalami kenaikkan saat menjelang lebaran idul fitri lalu, sebab kebutuhan warga mengalami peningkatan namun sejak beberapa pekan terakhir kembali normal.

"Meskipun di daerah lain harga daging sapi naik, namun di Kota Gorontalo tetap normal," kata Irwan.

Beny salah seorang pedagang daging sapi di salah satu pasar tradisional Gorontalo mengatakan, saat ini omzet penjualan mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan sepekan menjelang lebaran idul fitri.

Dia menjelaskan, setiap hari hanya bisa menjual daging sebanyak 30 hingga 40 kg dengan harga Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kg."Saat ini kami sangat kesulitan untuk memasarkan tulang sapi, sehingga banyak yang disimpan karena tidak laku," kata Beny.

Menurut dia, pedagang di Gorontalo tidak terpengaruh dengan kondisi harga daging sapi yang melonjak di beberapa daerah di Indonesia, sebab selain stok sapi di pasaran mencukupi, juga harganya masih bisa dijangkau pedagang daging.

"Stok sapi di pasar hewan Gorontalo masih mencukupi untuk kebutuhan lokal, bahkan ada yang dikirim ke Kalimantan dan Palu," kata Beny.

Udin salah seorang pedagang daging sapi lainnya mengatakan, saat ini omzet penjualan mengalami penurunan, sehingga pedagang tidak bisa menaikkan dari harga jual saat ini Rp90 ribu hingga Rp92.500 per kg.

"Jika stok banyak maka terpaksa pedagang menurunkan harga, untuk menghindari biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan daging," kata Udin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement