REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi Darmin Nasution yang menggantikan Sofyan Djalil dalam posisi sebagai Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia dianggap sudah tepat. Sebab, Darmin telah mencicipi segudang pengalaman.
Ia pernah meenjadi Gubernur Bank Indonesia Deputi Gubernur Senior BI, Direktur Jenderal Pajak, Kepala Bapepam-LK, Gubernur OPEC Fund untuk Indonesia, dan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan.
"Dilihat dari latar belakangnya, kapasitas Darmin cukup bagus. Dia orang yang tepat dipercaya sebagai Menko perekonomian," ucap pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, FX Sugiyanto, kepada ROL, Rabu (12/8).
Dengan amanah barunya ini, Darmin harus cermat memperhatikan psikologi pasar mengingat kondisi rupiah yang saat ini hampir menembus Rp 13.800. Dibandingkan dengan Sofyan Djalil, Darmin lebih banyak menyesap asam garam di dunia perekonomian Tanah Air.
Darmin, kata FX, memiliki pengalaman di bidang moneter dan pajak sehingga cukup paham dan memadai menjalankan posisi ini. "Pengalaman di BI menjadi latarbelakang yang menguntungkan bagi Darmin menjadi Menko Perekonomian," kata dia.
Sebelum formasi Kabinet Kerja dirombak, menteri ekonomi memang dinilai yang paling lemah. Perubahan yang ada saat ini dipercaya akan lebih baik dari yang lalu. "Pasar akan merespon lebih baik di bidang perekonomian," kata dia.
Posisi Menteri Keuangan, yang saat ini dipegang Bambang Brodjonegoro, tidak terkena perombakan. Menurutnya hal ini lantaran kapasitas Bambang cukup bagus. "Kalau dibandingkan Sri Mulyani ya masih jauh, tapi lumayanlah," kata FX. Sementara saat ditanya mengenai Menteri Perdagangan yang baru yaitu Thomas Lembong, FX mengaku belum terlalu mengenal profil dan kapasitasnya.