REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Darmin Nasution sebagai Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian yang baru, menggantikan Sofyan Djalil.
Darmin bukan merupakan orang baru di pemerintahan. Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Darmin sempat menduduki dua jabatan penting di Bank Indonesia (BI), yakni Gubernur BI (2010-2013) dan Deputi Gubernur Senior (2009-2010). Ia juga pernah menjabat sebagai Dirjen Pajak Kementerian Keuangan.
Politisi Partai Demokrat Agus Hermanto menilai, Presiden Jokowi tepat memilih Darmin sebagai Menko Perekonomian. Meskipun demikian, Agus mengakui, nama Darmin pernah disebut dalam sejumlah kasus.
Sebut saja kasus Gayus Tambunan. Saat Gayus bekerja, Darmin merupakan atasannya sehingga dianggap mengetahui SK keberatan pajak PT Surya Alam Tunggal, perusahaan rekan suap Gayus.
"Sudah diyakini Pak Jokowi bahwa (dipilihnya Darmin Nasution) ini bisa lancar, tak ada masalah yang berarti," kata Agus Hermanto di Gedung DPR, Rabu (12/8).
Menurut anggota Komisi IX DPR itu, sosok Darmin terkenal sangat mumpuni di bidangnya. Maka dari itu, lanjut dia, para menteri baru diharapkan dapat lekas bekerja. Ini agar ada perbaikan bagi ekonomi Indonesia yang sedang sangat terpuruk.
"Kerja saja belum, kok bicara optimis. Kita jangan tebak-tebak manggis dong," ujar dia.