REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Puluhan wisatawan lokal masih tertahan di Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, karena gelombang air laut masih tinggi dan tidak aman untuk berlayar.
"Hingga kini, diperkirakan ada sekitar 50-an wisatawan," kata Camat Karimunjawa M. Taksin di Jepara, Rabu.
Hanya saja, dia mengaku, tidak bisa memastikan apakah ada wisatawan asing yang masih tertahan.
Ia mengatakan kondisi para wisatawan cukup aman dan tidak ada persoalan berarti karena kondisi gelombang tinggi baru berlangsung selama empat hari. Gelombang laut tinggi, kata dia, terjadi sejak Ahad (9/8), namun saat ini kondisi gelombangnya mulai menurun. Bahkan, lanjut dia, ada beberapa wisatawan yang pulang dengan kapal dari Kalimantan menuju Semarang.
Kondisi gelombang tinggi pada musim timuran seperti sekarang, kata dia, memang patut diwaspadai oleh para wisatawan yang hendak berlibur ke Karimunjawa.
"Kami juga yakin masing-masing biro perjalanan akan menginformasikan kondisi laut Jepara kepada wisatawan," ujarnya.
Dampak cuaca laut seperti sekarang, kata dia, memang bisa membuat wisatawan menunda bahkan beralih ke objek wisata lain karena mempertimbangkan banyak faktor.
Syahbandar Jepara Suripto mengungkapkan, gelombang tinggi memang terjadi sejak Minggu (9/8) sehingga aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Jepara menuju Pulau Karimunjawa ditunda sementara.
"Kami perkirakan, pada Kamis (13/8) aktivitas kapal penyeberangan sudah bisa beroperasi jika memang cuaca laut mendukung," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, ketinggian gelombang laut maksimal hari ini (12/8) 2,5 meter.
Hasil koordinasi dengan syahbandar di Karimunjawa, kata dia, prakiraan cuacanya justru berbeda dengan kenyataan di lapangan karena masih memungkinkan untuk aktivitas di laut.
Oleh karena itu, kata dia, Kamis (13/8) akan berkoordinasi dengan Syahbandar Karimunjawa guna memastikan kondisi gelombang laut memang aman untuk aktivitas pelayaran, khususnya penyeberangan penumpang dari Jepara menuju Karimunjawa.