Rabu 12 Aug 2015 22:51 WIB

Indonesia Miliki 94 Varietas Melon Unggulan

Rep: C97/ Red: Yudha Manggala P Putra
 A man sells melons in his stall in Serang, Banten. Rich of fiber and water makes melon as another favorite fruit for iftar (breaking the fast). No wonder the demands of melon can be as many as double during Ramadhan.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
A man sells melons in his stall in Serang, Banten. Rich of fiber and water makes melon as another favorite fruit for iftar (breaking the fast). No wonder the demands of melon can be as many as double during Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Direktur Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono menyampaikan Indonesia memiliki 94 varietas melon unggulan. Angka ini pun hanya untuk jenis melon yang terdaftar saja di Kementerian Pertanian. Termasuk juga yang sudah tersebar di pasaran.

"Sampai tahun 2015 varietas yang sudah kami lepas ada sebanyak 94," kata Spundik pada acara kunjungan pers di Pusdiklat UNS, Rabu (12/8). Varietas tersebut meliputi 42 jenis melon kulit berjaring dengan daging putih, 27 varietas kulit tanpa jaring, dan 25 kulit berjaring dengan daging buah berwarna.

Ia menyampaikan, saat ini produksi benih melon didominasi oleh pihak swasta sebanyak 15 ton per tahun. Adapun produksi melon di Indonesia mencapai 150.347 ton dengan luas lahan 8.185 ha.

Spudnik berharap pembudidayaan melon varietas unggul dapat dikembangkan di berbagai daerah. Mengingat melon sendiri memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat.

Selain itu melon memiliki keunggulan karakteristik dibanding buah lainnya. Di antaranya dapat ditanam di sepanjang musim dengan umur yang tidak terlalu panjang. Hanya 60 hari.

"Kita pun sudah mulai mengekspor melon ke Singapura," kata Spudnik. Maka itu kegiatan budidaya melon harus ditingkatkan. Adapun tempat penghasil melon di Indonesia meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Lampung, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Direktur CV Multi Global Agrindo, Mulyono Herlambang mengemukakan, potensi ekspor melon ke luar negeri sangat besar. Bahkan Indonesia memiliki bibit melon unggulan yang sudah tersebar di berbagai negara. Terutama Singapura.  "Selain melon, Indonesia punya banyak plasma nutfah berbagai jenis tumbuhan," katanya.

Namun ia mengakui untuk mengembangkan plasma nutfah menjadi indukan bibit tumbuhan memerlukan usaha yang sungguh-sungguh. Bahkan bisa 10 sampai 16 tahun.

Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta, Weni Ekayanti mengatakan, potensi pengembangan melon di Surakarta cukup besar. Karena sebagai wilayah yang tidak memiliki lahan pesawahan, Solo justru unggul di bidang hortikultura.

"Kami memang tidak punya lahan pesawahan. Tapi potensi pengembangan hortikultura di sini cukup tinggi. Selain melon, kami juga memiliki budidaya mangga dan sirsak di pinggir Begawan Solo," kata Weni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement