REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Ratusan hektare sawah mengalami kekeringan di Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali mengakibatkan petani di daerah itu kebingungan mencari pekerjaan baru.
"Selama musim kemarau yang mengakibatkan sawah seluas 30 are milik saya mengering dan terjadi gagal panen, saya mulai bingung karena tidak ada mata pencarian," kata I Wayan Madya, seorang petani saat ditemui sedang pasrah di areal sawah, Senin (10/8).
Dia mengatakan, para warga lain di Dusun Bongan sebagian besar petani, jadi jika ada masalah kekeriangan mereka tidak ada pekerjaan selain petani. "Masalah kekeriangan di desa kami setiap satu tahun sekali terjadi dan ini sudah tahun yang ke lima," ucapnya.
I Wayan Madya mengaku, selama musim kering tidak lagi menggarap sawah, namun beralih sebagai buruh bangunan, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. "Saya bersama teman yang juga petani menjadi buruh bangunan dengan bayaran harian," ujarnya.
Sekitar 800 hektare sawah di Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir dan kondisi ini dikhawatirkan menimbulkan gagal panen bagi petani setempat.
"Sudah dua bulan terakhir tidak turun hujan, sawah kami sekarang mengalami kekeringan dan berakibat padi gagal panen," kata I Nengah Nuada, seorang petani di Dusun Bongan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, 50 km barat Kota Denpasar.
Pihaknya mempunyai sekaligus menggarap sawah seluas 80 are, kini saat musim kering tidak bisa berbuat banyak hanya bisa pasrah.