Senin 10 Aug 2015 12:44 WIB

TNI Waspadai Perbatasan RI-Timor Leste

Perbatasan RI-Timor Leste
Foto: Antara
Perbatasan RI-Timor Leste

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) unsur Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, meningkatkan kewaspadaan di tapal batas negara itu, menyusul baku tembak di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia, Sabtu (8/8).

"Meski kondisi keamanan perbatasan masih sangat aman dan terkendali, namun kewaspadaan lebih ditingkatkan pascainsiden di Dili itu," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste sektor Timur Batalyon Infantri 514/Raider Kostrad, Letkol Inf Muhammad Nas, kepada Antara dari Atambua ibu kota Kabupaten Belu, Senin (10/8).

Danyon 514/Raider Kostrad itu dimintakan tanggapannya terkait, insiden baku tembak antara pasukan bentukan Pemerintah Timur Leste dengan gerombolan pengacau keamanan pimpinan Mouk Moruk (MM) alias Paulina Gama yang terjadi di Venilale Distric Baucau, pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 20.00 WTLS, menyebabkan pejuang kemerdekaan Timor Leste yang saat ini berseberangan dengan pemerintah itu tewas ditempat.

Menurut Muhammad Nas, kondisi di sepanjang tapal batas hingga hingga saat ini masih terkendali dan kondusif. Tidak ada pergerakan yang mengancam kondisi kedaulatan NKRI di sepanjang tapal batas. Dia mengatakan, secara kelembagaan TNI tetap mengedepankan kewaspadaan dari semua aspek kemungkinan terjadinya gangguan terhadap eksistensi kedaulatan negara.

Hal itu juga dilakukan pascainsiden di Timor Leste Sabtu lalu itu. "TNI perbatasan saat ini lebih meningkatkan kewaspadaan, pascakejadian kemarin di Timor Leste," katanya.

Personel yang berada di setiap pos perbatasan, lanjut Muhammad Nas, masih berada pada posisinya dengan jumlah yang tidak ada penambahan. "Kita masih pada jumlah personel yang sama," katanya.

TNI, kata Muhammad Nas, memiliki tugas menjaga setiap jengkal tanah NKRI dari setiap upaya ancaman dari siapa pun dan negara manapun. Untuk itulah, dalam konteks di perbatasan dengan Timor Leste, TNI juga menerapkan fungsinya itu dengan baik dan bertanggung jawab.

Kerja sama dengan masyarakat sepanjang beranda negara itu, menjadi keniscayaan untuk kepentingan tetap utuhnya kedaulatan negara di tapal batas, katanya. Indonesia adalah negara berdaulat. Tugas TNI adalah menjaga kondisi keamanan dan kedaulatan negara.

Karenannya, setiap pergerakan TNI tetap mengarah kepada satu tujuan tugas, NKRI harga mati. "Sehingga jika ada kerusuhan di negara tetangga dan berdampak terjadinya gelombang pengungsian manusia, maka TNI akan tetap menjaga kedaulatan negara tercinta," katanya.

Informasi yang diperoleh Antara dari Dili ibu kota Negara Timor Leste, diketahui telah terjadi baku tembak antara pasukan keamanan negara itu dengan Mouk Moruk dan anak buahnya di Venilale Distric Baucau, Sabtu (8/8).

Dalam aksi baku tembak yang terjadi sejak sore hingga malam hari itu, akhirnya pemimpin pemberontak Mouk Moruk alias Paulina Gama itu pun tewas. Jenazah MM lalu dievakuasi ke Dili Timor Leste, Sabtu malam untuk dilakukan otopsi di RS Nasional Guido Valadares.

Keluarga dan sejumlah pengikut pejuang yang pascamerdeka memilih berdomisili di Belanda dan akhirnya 2014 kembali ke bekas provinsi ke-27 Indonesia untuk melakukan pemberontakan. Mereka sempat melakukan aksi protes dengan melakukan pelemparan dan demonstrasi di wilayah RS Nasional Guido valadares, namun bisa dikendali oleh aparat kepolisian maupun tentara Timor Leste.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement