Sabtu 08 Aug 2015 15:01 WIB
Daging Sapi Melambung

Omzet Pedagang Daging Sapi Terjun Bebas

Rep: c36/ Red: Karta Raharja Ucu
 Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pedagang daging sapi di Kota Tangerang mengakui omzet penjualan daging sapi berkurang hingga 50 persen. Para pedagang berharap harga daging sapi bisa kembali normal.

Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Anyar, Abas, mengaku pendapatannya menurun selama harga daging sapi stabil tinggi. "Pendapatan jelas turun karena omzet penjualan berkurang sampai 50 persen. Para pelanggan mengurangi setengah jumlah pembelian daging dari biasanya," jelas Abas saat dijumpai Republika, Sabtu (8/8).

Para pelanggan yang umumnya pedagang bakso, pemilik rumah makan dan konsumen rumah tangga juga menyampaikan keluhan terkait tingginya harga daging sapi. Menurut Abas, tidak jarang ada pelanggan atau pembeli lain yang menawar di bawah harga standar penjualan.

"Kami menjual seharga Rp 120 ribu per kilogram, tetapi ditawar Rp 110 ribu per kilogram. Kami tetap menjual sesuai standar harga," lanjut Abas. Pedagang lain, Mamat, juga menyatakan hal serupa. Menurut dia, ada pembeli yang menawar hingga Rp 100 ribu per kilogram.

"Saya tetap menjual seharga Rp 120 ribu per kilogram. Jika tidak demikian, saya yang rugi karena harga dari pemotongan hewan sudah di atas Rp 100 ribu per kilogram," tuturnya.

Mamat juga mengakui adanya penurunan omzet penjualan sebesar 50 persen sejak harga daging sapi stabil tinggi. Ia berharap harga daging kembali normal seperti sebelum bulan Ramadhan lalu.

Di Pasar Lama dan Pasar Anyar Kota Tangerang, harga satu kilogram daging sapi sebelum Ramadhan Rp 95 ribu. Saat Idul Fitri, harga merangkak naik hingga kisaran Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu per kilogram.  Saat ini, satu kilogram daging sapi di kedua pasar rata-rata dijual seharga Rp 120 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement