REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Hanura, Sarifuddin Sudding menyarankan generasi muda untuk memperkuat pemahaman dan perwujudan ideologi Pancasila. Karena, itu merupakan kunci membendung dan melawan masuknya paham radikalisme dan terorisme yang bertujuan untuk merusak keutuhan NKRI.
"Pemahaman nilai-nilai yang ada di Pancasila seperti sikap kekeluargaan, kegotongroyongan dan sebagainya yang saat ini sudah mulai luntur. Inilah yang harus kita sadarkan kembali ke masyarakat, terutama generasi muda," ujarnya, Kamis (6/8).
Ia menyebut perlunya melakukan restorasi untuk pengembangan nilai yang mengandung kebanggaan dan cinta terhadap Tanah Air. Antara lain, mengimplematasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang mengajarkan sikap toleransi, kerukunan, cinta damai dan tidak mengedepankan kekerasan yang mengarah kepada sikap radikalisme.
Ia mencontohkan, ada calon hakim Mahkamah Konstitusi yang tidak hafal Pancasila saat melakukan fit and proper test di Komisi III DPR. "Ini sudah sangat keterlaluan dan tidak boleh terjadi pada generasi muda kita di saat ini dan masa mendatang. Karena kalau itu terjadi NKRI pasti terancam," ungkapnya.
Pengamat terorisme Nasir Abbas menambahkan, upaya pencegahan paham radikalisme, terorisme, serta ISIS yang dilakukan BNPT dan segenap lembaga terkait lainnya, sudah berjalan cukup baik. Misalnya, pada awal 2014, banyak eforia yang menyebarkan soal ISIS dan mengajak orang bergabung dengan gerakan tersebut.
Tapi sekarang sudah tidak ada lagi seperti itu. Bahkan sudah tidak ada yang berani memasng bendera yang berbau kelompok terorisme. "Artinya, Indonesia sudah berhasil meradius gerakan kelompok tersebut sehingga tidak ada lagi kabar WNI yang berangkat ke Suriah," terang mantan anggota Jamaah Islamiyah itu.
Ia pun berharap, upaya yang dilakukan pemerintah terus dijalankan dan dintensifkan demi menutup ruang gerak paham radikalisme dan terorisme. "Sosialisasi itu jangan berhenti. Satu lagi, kita juga jangan lengah dengan kondisi ini, karena kelompok radikalisme itu sangat aktif melakukan propaganda," ujar dia.