Rabu 05 Aug 2015 12:16 WIB

'Dagelan' Politik Pilkada Terjadi di Surabaya

Cawalkot Surabaya Dhimam Abror, yang menjadi pasangan Haries Purwoko.
Foto: Antara
Cawalkot Surabaya Dhimam Abror, yang menjadi pasangan Haries Purwoko.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pada Senin, 3 Agustus 2015 sekitar pukul 15.45 WIB, pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya Dhimam Abror dan Haries Purwoko mendatangi sekretariat KPU Surabaya untuk mendaftarkan diri.

Penantang pasangan petahana Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana yang diusung PDIP ini diantar sejumlah relawan dan simpatisan serta pengurus DPD Partai Amanat Nasional dan DPC Partai Demokrat Surabaya untuk berjalan kaki dari arah timur gedung KPU Surabaya.

Sesampainya di depan pintu gedung KPU Surabaya, Abror dan Haries yang mengenakan baju putih lengan panjang dan celana hitam serta songkok hitam disambut musik religi hadrah dan sholawatan.

Pada saat memasuki lantai gedung KPU Surabaya, Abror-Haries bertemu dengan calon wakil wali kota petahana Whisnu Sakti Buana yang saat itu bersama pengurus DPC PDIP Surabaya sedang ada urusan lain dengan Komisioner KPU. Abror-Haries akhirnya bersalam-salaman dan berangkulan dengan Whisnu sebagai tanda kompetisi secara fair di Pilkada Surabaya segera dimulai.

Tidak mau berlama-lama, Abror yang diketahui adalah Ketua Harian KONI Jatim sekaligus mantan pemred sejumlah media massa di Surabaya dan Haries Purwoko sebagai Ketua Pemuda Pancasila Surabaya langsung menuju lantai tiga tempat pendaftaran cawali-cawawali Surabaya.

Namun, saat keduanya sudah berada dihadapan para komisioner KPU Surabaya dan Abror sudah menandatangani berkas pencalonan siap untuk dicalonkan menjadi calon wali kota Surabaya, 10 menit kemudian tiba-tiba Haries Purwoko keluar dari ruangan sambil menelepon.

Terlihat yang menelepon adalah seseorang yang penting sampai-sampai Haries langsung turun dari lantai 3 KPU Surabaya dan langsung meninggalkan gedung KPU. Abror sempat kebingungan karena harus menunggu Haries lebih dari satu jam, namun Haris tidak muncul lagi tanpa tanpa kabar.

"Saya mau mencari Pak Haries. Bila seperti itu kondisinya ya bagaimana lagi? 'Kan saya tidak bisa mengganti wakil saya," ujar Abror singkat sambil berjalan keluar dari KPU dengan langkah cepat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement