REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada dini hari ini (3/8), Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, sempat diwarnai kericuhan. Lantaran itu, temu akbar yang mengusung tema "Islam Nusantara" ini mengalami pemunduran sejumlah agenda dari jadwal seharusnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ikut berkomentar. Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi PKB Ibnu Multazam, kericuhan yang terjadi pada gelar acara pemuka Nahdliyin itu wajar adanya.
"Itu dinamika biasa dalam perhelatan organisasi terbesar yang sedang musyawarah. Itu tandanya, organisasi yang dinamis," ujar Ibnu Multazam, dalam pesan singkatnya kepada Republika, Senin (3/8).
Dia melanjutkan, perbedaan pandangan di kalangan warga NU atas suatu masalah merupakan hal yang lumrah. Sehingga, tegas Ibnu, tak ada yang perlu dibesar-besarkan. "Tapi kalau sudah jadi keputusan pasti semua akan menghormati," kata dia.
Sejumlah tokoh pada Muktamar NU sempat memberi sinyal bahwa muktamar kali ini sarat muatan politis. Khususnya, pengaruh PKB sebagai partai yang banyak mewadahi kiprah Nahdliyin. Hanya saja, Ibnu menyangkal partainya ikut mencampuri dinamika Muktamar NU sejauh ini.
"Tidak benar itu. PKB itu kan organisasi politik yang tidak ikut muktamar," tutup dia.