Senin 03 Aug 2015 10:12 WIB

Kiai NU Musyawarah Penggunaan Tata Tertib Muktamar

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) membuat barikade di panggung saat pembahasan Tata Tertib Muktamar NU ke 33 di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Sejumlah anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) membuat barikade di panggung saat pembahasan Tata Tertib Muktamar NU ke 33 di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Organisasi Mukmatar NU, Aji Hermawan, mengatakan Senin (3/8) pukul 10.00 WIB, sejumlah kiai dan ulama bermusyawarah menyelesaikan persoalan penggunaan tata tertib yang sempat deadlock karena perbedaan pendapat.

"Salah satu hal yang akan dibahas soal memakai Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) atau tidak dalam mekanisme pemilihan pemimpin tertinggi Nahdlatul Ulama (NU). Kami ingin membicarakan dan membahas yang terbaik bagi NU," kata Aji kepada ROL, Senin, (3/8).

NU, terang dia, selama ini memiliki cara-cara untuk menangani berbagai masalah. Termasuk berbagai macam perbedaan pendapat yang cukup tajam.

"Saat ini para kiai dan ulama sudah bersiap-siap untuk  kumpul untuk membahas hal itu. Mereka akan mencari cara terbaik untuk mengatasi perbedaan pendapat dalam hal tata tertib yang akan digunakan," ujarnya.

Pada rapat Ahad (2/8), masih ada peserta yang menolak sistem Ahwa. Ini membuat agenda Mukmatar NU ke-33 terancam molor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement