REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga DKI Jakarta mengeluhkan pembangunan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT), yang dinilai memperparah kemacetan di Ibu Kota. Bahkan, tidak jarang sopir angkutan umum hingga kendaraan pribadi mengambil 'jalan tikus' untuk menghindari kemacetan.
"Dulu macet juga sama, namun bertambah macet," ujar Irfan Setiawan kepada ROL, Senin (2/7).
Karyawan di salah satu perusahaan swasta itu menerangkan, sebelum ada proyek MRT di sepanjang Jalan Fatmawati ke Melawai macet. Tetapi, kemacetan menurutnya kian parah menyusul belum rampungnya pembangunan MRT.
Ia menuturkan, banyak pengemudi melewati jalan-jalan perumahan untuk menghindari kemacetan. Tak hanya itu, menurut Irfan, pengguna Jalan Fatmawati juga harus pintar-pintar mengatur jadwal waktu dan harus pandai mencari jalan alternatif jika tidak ingin terjebak macet. "Setiap sore sekarang minta ampun macetnya," keluh Irfan.
Keluhan serupa disampaikan Nur Anas, petugas keamanan di sebuah bank swasta di Jalan Fatmawati. Ia berpendapat, kemacetan kian semerawut karena penyempitan jalan, imbas proyek MRT.
Sebelum ada proyek MRT, kemacetan di Jalan Fatmawati menurut Nur terjadi hanya pagi hari, sekitar pukul 06.30 WIB sampai 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB sampai 20.00 WIB.
"Sekarang di hari biasa atau jam kerja, kemacetan terjadi dari pukul 06.30 WIB sampai 10.00 WIB. Kemudian dari pukul 17.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Namun sekarang ditambah siang hari pada pukul 12.00 WIB sampai 14.00 WIB," tutur dia.