Ahad 02 Aug 2015 16:30 WIB

Potensi Kebakaran Hutan Bisa Separah 1997

Rep: c14/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki Agustus, sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kebakaran hutan yang cukup parah.

Hal ini diiringi dengan bencana kekeringan lantaran fenomena El Nino yang ikut menaikkan suhu udara di sejumlah daerah pada musim kemarau.

Menurut pakar kehutanan Rachmat Witoelar, pemerintah perlu mewaspadai persebaran kebakaran hutan dan lahan.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memprediksi, kebakaran hutan pada tahun ini bisa separah pada 1997. Sebab, intensitas El Nino dikalkulasi lebih tinggi dibandingkan pada tahun tersebut.

"Ini bisa lebih buas (dari kebakaran hutan tahun 1997). Ya, minimal sama lah," ucap Rachmat Witoelar, Ahad (2/8), di Jakarta.

Rachmat menilai, pemerintah masih kurang hati-hati dalam menjaga hutan. Hal itu, menurut dia, dapat dilihat dari perusakan hutan yang acap terjadi sebagai ekses pemberian hak alih fungsi hutan.

Dengan demikian, tegas Rachmat, pemerintah harus konsisten menegakkan amanat Undang-Undang  tentang Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Salah satunya, terkait moratorium pemberian izin alih fungsi lahan.

"Ada moratorium itu dilaksanakan secara konsekuen. Kan ada moratorium dua tahun," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement