Ahad 02 Aug 2015 16:30 WIB

Ahok Ancam Pedagang Makanan yang Nakal Campur Zat Berbahaya

Rep: C26/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah sampel makanan dan minuman. Pengecekan kerap dilakukan untuk mengetahui adakah bahan berbahaya yang tercampur dalam makanan atau minuman.
Foto: Antara
Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah sampel makanan dan minuman. Pengecekan kerap dilakukan untuk mengetahui adakah bahan berbahaya yang tercampur dalam makanan atau minuman.

REPUBLIKA.CO.ID, TAMBORA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan sanksi tegas kepada pengusaha makanan yang nakal mencampurkan zat berbahaya dalam produksinya. Bukan hanya terancam hukuman mengolah makanan berbahaya, namun juga percobaan pembunuhan.

Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama usai menghadiri perayaan ulangtahun SMA Negeri 19, Tambora, Jakarta Barat, Ahad (2/8). Ahok, sapaan akrab Basuki menilai pengolahan makanan berbahaya merupakan kejahatan yang harus ditindak tegas.

"Ini kejahatan. Ini kita lagi minta polisi buat jerat mereka bukan hanya makanan berbahaya tapi juga percobaan pembunuhan tanpa sengaja," katanya.

Menurutnya, keselamatan warga DKI bukan hal yang dapat dikompromi untuk mendapatkan toleransi. Semua akan ditindak tegas tanpa pandang usia, kedudukan, bahkan hubungan kekerabatan dengannya.

Ia mengatakan sanksi tegas akan ditegakkan dengan menutup usaha pelaku. Bahkan pelaku tidak akan mendapatkan izin untuk membuka usaha serupa.

Masyarakat di Jakarta dinilainya semakin banyak yang menderita kanker akibat olahan zat berbahaya dalam makanan. Untuk itu, ia akan menerapkan aturan tegas dan hukuman berlipat demi keselamatan warganya. Sebab, dalam pandangannya, masyarakat ibukota akan takut pada hukuman berat.

"Kalau tidak ada penegasan hukuman berat orang tidak pernah takut," ucapnya.

Beberapa kasus sudah terjadi di Jakarta. Ia menyebutkan salah satunya produsen tahu yang terkadang ingin meraup untung banyak di tengah suasana lebaran. Produsen membuat tahu sebelum karyawan pulang ke kampung halaman. Mereka kemudian menggunakan tambahan formalin agar tahu tetap bertahan lama. Padahal zat berbahaya tersebut dapat memicu penyakit-penyakit kronis yang bisa berakibat kematian.

Dalam acara tersebut, Ahok juga mengajak para alumni yang juga banyak berprofesi sebagai pengusaha dan pedagang. Ia mendorong pedagang untuk tetap menjalankan usahanya sesuai aturan yang telah ditetapkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement