REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye reformasi keanggotaan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), menjadi salah satu misi kunjungan Presiden Turki, Reccep Tayyib Erdogan ke Indonesia.
Wakil Ketua DPR RI, bidang politik hukum dan keamanan, Fadli Zon mengungkapkan, Turki mengajak Indonesia agar lebih banyak terlibat dalam dinamika dan konstelasi politik internasional.
Fadli mengatakan, salah satu ajakan tersebut ialah agar bersama-sama merombak dominasi lima negara adidaya, yang selama ini punya hak veto di PBB.
"Presiden Erdogan menyampaikan agar negara besar (seperti Indonesia) bisa lebih berperan di PBB, untuk mengimbangi dominasi lima negara selama ini," kata Fadli, usai menerima kunjungan Erdogan di ruangan pimpinan DPR, RI, Jakarta (31/7).
Erdogan merupakan mantan Perdana Menteri dua kali yang kini menjadi Presiden Turki. Karir politik Erdogan memuncak lewat kiprahnya bersama faksi Islam terbesar di Turki, yakni Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP). Di masa kepemimpinannya sekarang ini, Erdogan mengkampayekan untuk membawa Turki keluar dari idiologi sekulerisme dan kembali ke masa kejayaan Islam yang modern.
Kunjungan Erdogan ke Jakarta sebenarnya bukan pertama kali. Erdogan tercatat sebelumnya sudah tiga kali bertandang ke Indonesia ketika menjabat Perdana Menteri. Namun, dalam kapasitasnya sebagai Presiden, kunjungan kali ini adalah perdana.