Jumat 31 Jul 2015 13:48 WIB

Antisipasi Kekeringan, PDAM Sleman Siapkan 25 Tangki Air

Rep: c97/ Red: Hazliansyah
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala PDAM Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwi Nurwata menyampaikan instansinya telah menyiapkan 25 unit tangki air guna mengantisipasi terjadinya bencana kekeringan akibat kemarau di seluruh wilayah tersebut.

"Kami sudah siapkan 25 unit tangki air," katanya saat ditemui di kantor dinas, Jumat (31/7). Menurut dia, daerah di Sleman yang biasa mengalami krisis air adalah Kecamatan Prambanan. Adapun tiga desa yang paling parah yaitu Sambirejo, Gayamharjo, dan Wukirharjo.

Namun, saat ini hanya Desa Wukirharjo yang masalah kekeringannya belum tertangani. Sedangkan pengairan di dua desa lainnya mulai normal.

"Karena pompa airnya sudah menggukan instalasi listrik. Jadi aliran airnya lancar," tutur Dwi.

Camat Prambanan, Abu Bakar menyampaikan di wilayahnya terdapat ribuan KK yang mengalami krisis air. Ia memperkirakan terdapat lima desa yang terdampak kekeringan. Desa tersebut merupakan wilayah yang berada di luar jangkauan sistem distribusi air bersih.

Kelima desa yang dimaksud yaitu Bokoharjo, Sambiharjo, Sumberharjo, Wukirharjo, serta Gayamharjo. Sedangkan Padukuhan yang terdampak kekeringan di antaranya Dukuh Dawung (Bokoharjo), Mlakan, Gunungcilik, Gedang (Sambiharjo), Umbulsari A, Umbulsari B (Sumberharjo), Klumprit 1 (Wukirharjo), Gayam, Kalinongko Lor, Rejosari (Gayamharjo).

"Yang terdampak merupakan warga yang tinggal di luar jaringan pipa. Kalaupun ada, instalasinya belum memadai dan sangat terbatas," katanya.

Abu Bakar mengatakan total warga yang mengalami krisis air sebanyak 2.218 KK. Data tersebut diperkirakan berdasarkan sebaran pipa transmisi dan distribusi OPPA Prambanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement