REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satgas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Riau mulai kewalahan menangani kebakaran yang makin meluas. Kemampuan jumlah personel dan peralatan sulit untuk mengatasi kendala cuaca kering serta minimnya sumber air.
"Kebakaran makin banyak terjadi dimana-mana sulit dikendalikan. Walaupun sudah ada dua helikopter, tetap saja kita dibuat pusing karena semuanya minta bantuan," kata Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Mitra Adimukti, Kamis (30/7).
Ia mengatakan kebakaran kini tersebar merata di wilayah Riau. Hal ini membuat pemadam kebakaran dan dua helikopter bom air (water bombing) menjadi harus kerja ekstra keras. Selain mengandalkan pasukan pemadam kebakaran di darat, Satgas juga mendapat bantuan helikopter Sikorsky dan MI 171 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun, salah satu penerbang Sikorsky sampai jatuh sakit diduga akibat kelelahan sehingga helikopter itu tidak melakukan pemadaman untuk sementara. "Kami sudah meminta pilot pengganti untuk segera datang," katanya.
Sementara itu, kondisi di lapangan berupa minimnya sumber air membuat proses pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Siak berjalan sangat sulit. "Sumber air kering," kata Kepala BPBD Siak, Irwan Priyatna.
Ia mengatakan kebakaran makin meluas sejak bulan Juni lalu saat bulan Ramadan. Hal ini membuat pihaknya kekurangan sumber daya manusia, sehingga harus menurunkan semua personel termasuk dua pemadam kebakaran perempuan.
Dua pemadam kebakaran perempuan di BPBD Siak yang kini turut berjibaku di lapangan adalah Rasmini dan Nindi Aprilia. Mereka kini membantu pemadaman di kebun kelapa sawit Pemda Siak dan kebun karet masyarakat di daerah Siberuk.