REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabut asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di beberapa titik di Sumatra mulai berimbas kepada sejumlah daerah lainnya, seperti Sumatra Barat (Sumbar). Akibatnya, kualitas udara di Provinsi Sumbar turun dari kategori baik menjadi sedang.
Kepala Stasiun GAW Bukit Koto Tabang BMKG Edison Kurniawan menuturkan, berdasarkan monitoring PM10 terlihat kondisi udara mulai menunjukan penurunan, dari baik menjadi sedang.
"Ini harus terus kita waspadai dikarenakan adanya peningkatan hotspot di wilayah Sumatra Selatan," kata dia, Rabu (29/7).
Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Kota Tabang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis, berdasarkan satelit Terra-Aqua, terpantau satu titik panas atau hotspot di Sumatera Barat, yaitu di Kabupaten Limapuluh Kota. Namun, berdasarkan satelit NOAA-18, titik panas di Sumatera Barat terlihat di Kabupaten Sijunjung.
Monitoring kualitas udara PM10 GAW Koto Tabang pada hari ini terhitung 59 ug per m3 antara maksimum 78 ug per m3 dan minimum 45 ug per m3. Selain itu, berdasarkan data yang ada, kategori ISPU berada di level sedang. Menurutnya penurunan kualitas udara dapat berdampak pada kesehatan, seperti munculnya gejala Ispa. Selain itu juga penurunan jarak pandang.
Sementara Staff Stasiun GAW Koto Tabang BMKG, Albert menuturkan, adanya kabut asap yang menyelimuti sejunlah wilayah di Sumbar akibat kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.
"Arah angin dari tenggara dan selatan. Makanya mengarah ke Sumatera Barat," ujarnya.