REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Guna mengatasi kekeringan panjang akibat Elnino, Pemerintah Pusat dan daerah terus berkoordinasi dan berbagi tugas.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nur Masripatin mengatakan, Elnino diprediksi masih akan berlangsung hingga November. Singapura bahkan memprediksi sampai Januari 2016.
Kementerian meningkatkan sinergi antara lembaga dengan daerah, swasta dan masyarakat untuk mitigasi dampak kekeringan. Koordinasi pusat daerah sudah ia nilai sudah berjalan baik.
''Saat jadi bencana, kerja sama dengan BNPB daerah,'' kata Nur usai pertemuan Satuan Tugas Gunernur untuk Iklim dan Hutan (GCF), Rabu (29/7).
Mengiuti instruksi pencegahan dari presiden, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memantau titik-titik panas setidaknya 10 provinsi seperti Riau, Jambi Sumatera Selatan.
''Ini yang dipantau terus. Kami juga siap menyewa helikopter untuk pemadaman jika terjadi kebaran di titik panas,'' kata Nur.
Kendala yang dihadapi, lanjut Nur, pasti ada. Sejauh ini kendala diurai dan tetap butuh kerja sama pusat dan daerah.
Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi menyatakan Papua Barat sudah siap mengadapi Elnino. Ia bersyukur sejauh ini tidak ada kebakaran hutan di Provinsi Papua Barat akibat kekeringan kecuali kebakaran padang ilalang di Jayapura.
''Hutan kami jaga betul karena hutan itu rumah. Tapi kami minta juga masyarakat diperhatikan,'' ungkap dia.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis MH juga menyatakan tal ada kebakaran hutan akibat musim kemarau saat ini.
Gambut mudah terbakar karena gesekan akibat angin musim kemarau seperti ini. Pemerintah juga memadamkan tradisional bersama masyarakat, semampunya.
''Tidak ada alat canggih. Sisanya berharap pada hujan,'' ungkap Cornelis.