REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Mochamad Anton menginstruksikan jajarannya untuk menggelar operasi yustisia. Anton mengatakan operasi tersebut bertujuan untuk menekan angka urbanisasi. Operasi yustisi ini, lanjut Anton untuk ini untuk menekan urbanisasi usai Idul Fitri.
"Biasanya, setelah Idul Fitri, banyak pendatang baru yang akan bekerja di Malang, karena itu, kami mengantisipasinya dengan operasi yustisi," ucap Anton, Senin (27/7).
Anton khawatir, jika tidak ada pengendaian dan sistem yang baik terkait urbanisasi, dikhawatirkan akan berakibat kurang baik bagi masa depan Kota Malang.
"Prinsipnya, kami ingin Kota Malang tetap kondusif dan nyaman, jika terjadi ledakan penduduk, kami khawatir Kota Malang tidak akan tertata dengan baik," pungkasnya.
Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga meyakini betul pendatang bukanlah sumber masalah perkotaan. Menurut Nirwono, masalah sosial di perkotaan justru disebabkan ketidakmampuan pemerintah daerah sendiri untuk menyediakan ruang gerak ekonomi dan sosial yang cukup, serta pemahaman yang salah kaprah soal urbanisasi.
“Kita itu selalu menganggap kedatangan para pemudik dari desa ke kota, adalah bagian dari urbanisasi. Padahal dalam ilmu perkotaan, pemahaman urbanisasi yang benar adalah proses menjadi kota,” kata Yoga.