Senin 27 Jul 2015 21:02 WIB

Senator: Insiden Tolikara tak Boleh Terulang

 Anggota Polres Tolikara memeriksa barang bukti perlengkapan masjid yang terlah terbakar di Polres Tolikara, Papua, Sabtu (25/7).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Anggota Polres Tolikara memeriksa barang bukti perlengkapan masjid yang terlah terbakar di Polres Tolikara, Papua, Sabtu (25/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angota DPD RI, Fabian Sarundajang mengatakan, insiden pembakaran rumah ibadah (masjid) di Tolikara, Papua, pada Hari Raya Idul 1436 Hijriyah lalu tak boleh terulang kembali di bumi Indonesia.

"Dialog yang berkesinambungan merupakan cara yang paling efektif bagi kita semua dari pusat sampai ke daerah terpencil sekalipun, terutama para tokoh-tokoh agama, agar terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Tolikara," ujar Fabian dalam keterangan persnya kepada ROL, Senin (27/7).

Menurut dia, lewat dialog agtaragama tersebut, umat beragama bisa sama-sama saling memahami dan menghormati satu sama lain.

"Dialog untuk bagaimana kita sebagai satu bangsa bisa maju bersama. Dialog untuk bagaimana perbedaan kita jadikan suatu kekuatan besar demi kemajuan bangsa," ungkapnya.

Fabian mengungkapkan, pemerintah harus menjadi motor penggerak. Sehingga, kata dia, dialog atau komunikasi antara tokoh agama dapat dilaksanakan.

Ia mengingatkan, sejak Bangsa Indonesia berdiri, the founding fathers telah meletakkan filosofi berbangsa dan bernegara kita dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

Oleh karena itu, kata dia, perbedaan bukanlah menjadi penghalang, tapi justru kekuatan untuk kita maju bersama.

"Hidup rukun berdampingan rukun satu sama lain walaupun berbeda agama merupakan suatu keniscayaan yang harus sama-sama kita syukuri," tutur penggagas Poros Senator Indonesia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement