REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah membawa sampel air lumpur berbau gas di lokasi semburan lumpur di Bedahan, Sawangan, Depok. Sampel air lumpur berbau gas itu akan diuji di laboratorium
''Sudah ditinjau langsung BLH. Sampelnya tadi diambil dan dibawa ke lab dan langsung dicek. Mungkin hasilnya diketahui seminggu kemudian. Tetapi pihak BLH bilang tiga hari sudah selesai,'' ujar Lurah Bedahan, Deden Kosasih, Ahad (26/7).
Menurut Deden, kemunculan gas di Kelurahan Bedahan merupakan keanehan mengingat wilayah tersebut dulunya perkebunan karet. Namun, tidak menutup kemungkinan di tempat itu dulunya terdapat peternakan atau kandang sapi, yang bekas kotorannya bisa berubah menjadi biogas.
''Mungkin kotorannya tersimpan di dalam tanah dan berubah menjadi biogas,'' terangnya.
Deden mengungkapkan saat pagi diambil sampel, airnya normal dan tidak berbau. Namun, begitu siang diambil kembali, air berbau minyak. ''Tapi kami hanya penciuman hidung, resminya tunggu hasil lab. Kalau benar-benar ada kandungan minyak dan gas, nanti keputusannya dari Pemkot Depok,'' ungkapnya.
Deden mengharapkan sebelum warga mengebor sumur, ada izin dari RT/RW untuk mengetahui kondisi tanah dan agar tidak terjadi kejadian serupa. ''Apalagi kedalamannya sampai 30 meter, itu sudah sangat dalam untuk ukuran sumur,'' imbuhnya.
Saat ini, masyarakat belum diperbolehkan memasuki area yang sudah diberi garis polisi, juga dilarang menyalakan rokok di dekat lokasi. ''Sudah dipasang spanduk larangan juga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena banyak warga yang melihat,'' terangnya.
Semburan air mercampur lumpur berbau gas terjadi saat seorang pekerja sedang mengebor sumur di kedalaman 30 meter di halaman belakang Rumah Makan Padang, AW Sarumpun di Jalan Suhaimin, RT 1 RW 3 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan Lama, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (20/7) lalu.
Kejadian ini menyebabkan tiga orang pingsan dan di rawat di RSUD Depok.