Ahad 26 Jul 2015 10:00 WIB

Cegah Konflik Agama, Al Washiliyah Minta Pemerintah Tegas dan Cepat

Rep: c27/ Red: Hazliansyah
Barang bukti perlengkapan Masjid Baitul Muttaqin yang terbakar diamankan Polres Tolikara, Papua, Sabtu (25/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Barang bukti perlengkapan Masjid Baitul Muttaqin yang terbakar diamankan Polres Tolikara, Papua, Sabtu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ormas Islam Al Washiliyah Yusnar Yusuf, meminta pemerintah untuk menangkap dan mengadili pelaku pembubaran dan kekerasan di Tolikara. Ia mengaharapkan ada tidakan tegas yang diberikan pemerintah pada yang terjadi pada hari Raya Idul Fitri tersebut.

“Kejadian yang menimpa saudara muslim kami di Tolikara adalah perbuatan kriminal dan intoler​a​nsi," ujar Yusnar Yusuf melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (26/7).

Ia mengatkan, bahwa konstitusi telah memandatkan kebebasan warga Indonesia dalam menjalankan ibadah tanpa terkecuali. Menjadi sebuah pelanggaran hak jika ada pelarangan pelaksanaan ibadah, dan hal tersebut harus ditindak lanjuti secara serius.

Yusnar Yusuf juga meminta pemerintah belajar dari konflik sosial di Ambon tahun 2000 yang berujung pada konflik Agama. Penanganan yang cepat dan tepat menjadi langkah tepat untuk menghindari pengulangan peristiwa yang melukai Indonesia.

Ketua umum Al Washiliyah ini juga mengimbau umat Islam secara keseluruhan untuk senantiasa wasapada dan siap menghadapi berbagai tindakan antikerukunan beragama.

Masyarakat ada baiknya berkoordinasi dengan tokoh agama atau tokoh masyarakat serta aparat keamanan jika terjadi indikasi gerakan kekerasan terhadap aktivitas agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement