REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon menyatakan tinggi gelombang laut Arafura, Maluku, pada beberapa hari ke depan mencapai lima meter sehingga berbahaya bagi pelayaran tradisional.
Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, di Ambon mengatakan gelombang tinggi itu hendaknya dipatuhi masyarakat pesisir yang biasanya melaut untuk menangkap ikan dan menyelam siput mutiara.
"Gelombang laut mencapai lima meter itu rawan terjadi musibah laut bila hanya mengandalkan armada tradisional, speedboat (kapal cepat) dan kapal motor penyeberangan(KMP)," ujarnya, Ahad (26/7).
Apalagi, Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu wilayah perbatasan di Maluku yang secara geografis letaknya dekat dengan Australia. Sedangkan gelombang laut mencapai tiga meter berpeluang terjadi di laut Banda, perairan Kepulauan Kei, perairan Kepulauan Babar dan pulau Meti.
George juga mengingatkan para penyedia dan pengguna jasa transportasi, baik laut maupun udara agar mewaspadai angin kencang dengan kecepatan lebih dari 30 km/jam yang terjadi di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) pada beberapa hari ke depan.
Peringatan dini tersebut mempertimbangkan Kabupaten MTB adalah salah satu wilayah perbatasan di Maluku yang secara geografis dekat dengan Timor Leste maupun Australia. Peringatan dini tersebut telah disosialisasikan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan Kabupaten dan dua Kota di Maluku.