REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa yang mengguncang Bukittinggi dan Padang Panjang berisiko tinggi mengganggu aktivitas Gunung Marapi dan Gunung Singgalang.
"Bisa mengganggu Gunung Marapi dan Singgalang, (segmen sianok) kan itu berada di antara Marapi dan Singgalang," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Provinsi Sumatra Barat, Ade Edward di Padang, Sabtu (25/7).
Sebelumnya, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan 4.0 Skala Richter (SR) dirasakan oleh warga yang tinggal di daerah Bukittinggi dan Padang Panjang. Gempa tersebut berlokasi di 0.35 LS - 100.43 BT dengan kedalaman 10 kilometer dan berpusat di 8 kilometer sebelah tenggara Bukittinggi.
Kemudian, gempa susulan dengan kekuatan 3.0 SR kembali mengguncang daerah Padang Panjang dan sekitarnya. Gempa tersebut berlokasi di 0.38 LS - 100.44 BT dengan kedalaman 10 kilometer dan berpusat 10 kilometer sebelah Timur Laut Padang Panjang.
Ade menjelaskan, dampak akibat akibat kedua gempa tersebut terhadap aktivitas gunung, seperti mempengaruhi kekentalan magma yang berubah menjadi lebih encer, tekanan naik dan sebagainya. "Akan memancing aktivitas gunung api, karena dekat sekali," ujar dia.
Ade mengatakan, kedua gempa yang baru saja terjadi berada pada satu jalur dengan gempa yang pernah terjadi pada Maret 2007, yang dikenal dengan gempa Solok. Gempa delapan tahun silam, terjadi akibat dua segmen sekaligus, yaitu segmen Sianok dan segmen Sumani.
Gempa berkekuatan 4 SR dan 6 SR tersebut mengguncang sepanjang, Solok - Padang Panjang - Bukittinggi - Palupuh (Agam) dan mengakibatkan kerusakan yang cukup parah. Dikatakannya, periode ulang gempa merusaknya, yaitu lima hingga 10 tahun.