Kamis 23 Jul 2015 17:43 WIB

Jokowi Minta Tokoh Agama Perkuat Toleransi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Buka puasa bersama Pimpinan Lembaga Tinggi Negara bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (19/6).  (dok. MPR RI)
Buka puasa bersama Pimpinan Lembaga Tinggi Negara bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (19/6). (dok. MPR RI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sejumlah tokoh lintas agama dalam sebuah forum di Istana Negara untuk membahas peristiwa Tolikara, Kamis (23/7). Dalam sambutannya, Jokowi mengajak para pemuka agama memperkuat toleransi.

Presiden menyebut, Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari beragam suku, agama dan ras. Dengan keragaman yang ada tersebut, gesekan-gesekan kecil antarsuku atau agama menjadi tak terelakkan.

Namun, menurut Jokowi, selama 70 tahun bangsa Indonesia selalu berhasil memadamkan gejolak-gejolak yang muncul. Sehingga kerukunan hidup antarumat beragama tetap terjaga.

Sayangnya, kata Jokowi, belakangan kerukunan antarumat beragama itu tercoreng dengan peristiwa Tolikara. Jokowi menilai, kasus Tolikara yang berujung pada terbakarnya sebuah masjid sebenarnya bisa dicegah jika masyarakat saling menjaga toleransi.

Karenanya, Presiden meminta para tokoh agama menumbuhkan rasa toleransi di masyarakat melalui nasihat-nasihat keagamaan yang menyejukkan. Dengan begitu, Presiden berharap tak ada lagi kasus serupa terjadi di Indonesia.

"Ke depan kita harap agar masyarakat tidak terprovokasi pada hal-hal kecil yang bisa kita padamkan. Peran seluruh pemuka agama sangat penting dalam hal ini," kata Jokowi yang didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Lebih lanjut, dalam peristiwa Tolikara yang menewaskan satu orang, Jokowi menilai peristiwa tersebut terjadi lantaran komunikasi antarumat beragama tidak terjalin baik. "Saya ingatkan bahwa apa yang terjadi di Tolikara itu seharusnya tidak terjadi jika komunikasi kita baik, silaturahim baik. Sehingga sebelum kejadian semua sudah komunikasi terlebih dahulu," ucap dia.

Kasus yang terjadi di Hari Raya Idul Fitri tersebut, kata Presiden, harus dijadikan pelajaran bergama dalam membina kerukunan hidup antarumat beragama ke depan. Di satu sisi, Jokowi meminta agar penegakan hukum dalam kasus tersebut terus berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement