REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menegaskan kuota impor sapi untuk kebutuhan konsumsi tidak dikurangi. Keputusan impor sapi berikutnya masih menunggu evaluasi dari Kementan terkait ketersediaan dalam negeri.
"Kita mengurangi kuota, itu tidak benar, hanya izinnya baru dikeluarkan untuk 50 ribu sapi dulu, bertahap, nanti akan kita keluarkan lagi setelah evaluasi," kata dia pada acara halal bihalal Kemendag, Kamis (23/7).
Gobel tak menyebut pasti soal penggelontoran impor sapi berikutnya dan hanya menyebut "dalam waktu dekat". Pada prinsipnya, lanjut dia, impor sapi dilakukan untuk menjaga stabilitas harga daging sapi di pasaran. Makanya, kuantitas impor menyesuaikan dengan kebutuhan dan pasokan.
Disinggung soal kabar keberadaan impor daging sapi olahan di pasar domestik, ia mengaku belum mengetahuinya. "Saya mau cek dulu, saya belum tahu," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengupayakan agar impor daging sapi bakalan alias sapi yang belum mengalami penggemukan diperketat. "Kita tahu pengetatan impor sapi bakalan akan berhadapan dengan risiko depopulasi atau pemotongan sapi-sapi betina lokal produktif, tapi ini PR kita agar depopulasi tidak terjadi," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno.
Kementan mencatat realisasi impor sapi bakalan selama Januari-Juni 2015 mencapai 298.861 ekor. Realisasi tersebut setara 40 persen dari realisasi impor sapi bakalan di 2014. Seperti diketahui, pada 2014 total realisasi impor sapi bakalan yakni sebanyak 729.400 ekor dari Australia.