REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof. Nanat Fatah Natsir berharap tidak ada lagi konflik berlatar belakang isu agama di Indonesia.
"Konflik di Tolikara, Papua jangan terulang lagi, baik di tempat yang sama maupun di tempat lainnya. Perdamaian dan resolusi konflik harus dikedepankan," katanya di Jakarta, Rabu (22/7).
Nanat berharap rakyat Indonesia dimanapun berada bisa menahan diri untuk berkomentar atau pun bertindak yang bisa menyebabkan insiden di Tolikara, Papua, menyebar.
Permasalahan perusakan bangunan kios dan masjid di Tolikara, serta kerusuhan dan penembakan yang menyebabkan satu warga meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka, lebih baik diserahkan kepada aparat penegak hukum.
"Kejadian tidak menyenangkan pada hari raya Idul Fitri itu harus diusut tuntas. Aparat penegak hukum harus mengungkap dan menangkap aktor intelektual di balik kejadian itu," ujarnya.
Selain itu, Nanat mengatakan hukum harus ditegakkan sehingga siapa pun yang menjadi dalang dan penyebab kejadian itu harus dihukum.
Menurutnya pengusutan kejadian itu secara tuntas dan penegakan hukum yang adil akan mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Untuk umat Islam di Indonesia, Nanat berharap dapat menjaga keteduhan dan membuktikan Islam sebagai agama pembawa perdamaian.