REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascakerusuhan di Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat (17/7), yang menyebabkan terbakarnya mushalla, berdampak terhadap pengrusakan rumah ibadah di beberapa daerah.
Insiden pembakaran pintu menimpa Gereja Katolik Jawa (GKJ) di Desa Teplok, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (20/7) dini hari.
Selain itu di Solo, Jawa Tengah, Laskar Umat Islam Surakarta juga sempat menuntut penutupan Gereja Injil di Indonesia (GIDI) yang terletak di Joyontakan, Serengan, Solo, lantaran dianggap tidak berizin.
Sementara upaya percobaan pembakaran pos pengamanan gereja juga sempat terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (19/7). Serangkaian aksi ini dianggap sebagai upaya balas dendam atas insiden kerusuhan dan terbakarnya mushalla di Tolikara, Papua.
Demi mengantisipasi gangguan keamanan tersebut, aparat keamanan melakukan sejumlah langkah. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wuryanto, begitu insiden kerusuhan di Tolikara terjadi, Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Mulyono, menginstruksikan setiap Panglima Kodam (Pangdam) dan jajarannya untuk bisa meningkatkan kewaspadaan.
''Peningkatan kewaspadaan ini terutama untuk menjaga dan mengamankan tempat-tempat ibadah yang rawan, seperti di gereja,'' kata Wuryanto saat dihubungi Republika, Senin (20/7).
Wuryanto mengatakan peningkatan kewaspadaan itu berlaku di semua jajaran di tingkat teritorial, mulai dari tingkat Kodam, Korem, Kodim, hingga Koramil.
Bahkan, aparat di tingkat Koramil sudah memiliki data-data gereja atau tempat ibadah yang ada di daerahnya masing-masing. ''Tinggal kewaspadaannya ditingkatkan dengan melakukan pengamanan,'' kata dia menjelaskan.