Ahad 19 Jul 2015 15:46 WIB

Komisi I: Diduga Ada Provokator Pembakaran Masjid Tolikara

Rep: c36/ Red: Esthi Maharani
Pembakaran Masjid/ilustrasi
Foto: info palestina
Pembakaran Masjid/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Syaiful Bahri Anshori, menyatakan adanya kemungkinan provokasi sebelum insiden pembakaran masjid di Tolikara, Jumat (17/7).  Pembakaran tempat ibadah dinilai mustahil terjadi tanpa adanya penyebab khusus.

"Dugaan adanya provokasi oknum tertentu sangat mungkin terjadi. Sebab, orang tidak akan dengan mudah membakar tempat ibadah jika tidak ada penyebabnya," ujar Syaiful saat dihubungi ROL, Ahad (19/7).

Secara eksternal, lanjut dia, kemungkinan ada pihak tertentu yang ingin memanfaatkan minimnya komunikasi antar umat beragama di Papua. Selain itu, faktor kurang meratanya kesejahteraan di kalangan masyarakat Papua juga ikut menjadi celah provokasi sejumlah oknum.

Karena itu, pihaknya meminta agar Badan Intelijen Nasional (BIN) ikut terjun langsung dalam mengusut penyebab insiden Tolikara. Dia menegaskan, penyebab utama insiden Tolikara harus segera diantisipasi BIN agar tidak terjadi di daerah lain.

"Jika memang perlu ada pendekatan persuasif atau peningkatan kesejahteraan, ya lakukan saja seperti itu. Ke depannya, jangan sampai insiden Tolikara terulang di daerah terluar Indonesia lainnya," tambah Syaiful.

Sebuah masjid di Kabupaten Tolikara dibakar umat Nasrani Jumat pagi. Insiden itu bermula saat umat Islam Karubaga, Kabupaten Tolikara hendak menjalankan shalat Idul Fitri.

Tiba-tiba, sekelompok massa dari luar masjid berteriak-teriak. Umat Islam yang hendak shalat sontak kaget dan langsung melarikan diri ke Koramil dan Pos 756/WMS untuk meminta perlindungan. Sepeninggal mereka, masjid tersebut dibakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement