REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penumpang Sriwijaya Air geram lantaran maksud menukarkan tiket dengan uang karena gagal terbang ke Malang atau Surabaya diganti dengan voucher. Hal tersebut memicu reaksi negatif dari sejumlah penumpang.
"Buat apa voucher mending juga dikembalikan dalam bentuk tunai supaya bisa langsung digunakan," berang Abdul Hamid, Kamis (16/7) di Tangerang.
Sebelumnya, voucher yang diberikan Sriwijaya Air berupa kupon yang bisa ditukarkan dengan tiket penerbangan kapanpun dan kemana pun dibutuhkan.
Meski demikian, Abdul kesal lantaran gagal mudik ke Surabaya. Pria 47 tahun mengaku rugi dengan perlakuan yang ditunjukan maskapai Sriwijaya Air dalam menyikapi erupsi gunung Raung yang membuat maskapai gagal terbang.
Abdul bahkan menilai lamban maskapai dalam mengambil tindakan untuk mengakomodir penumpang pesawat. Abdul merupakan satu dari ribuan penumpang yang gagal terbang pada pukul 12.00 siang tadi.
"Harusnya kita terbang jam 12, tapi delay 45 menit dan akhirnya gagal terbang karena bandra di tutup," katanya.
Senada dengan Abdul, Rian mengaku kalau bukan karena delay dirinya mungkin sampai di Surabaya tepat waktu. Katanya, kalaupun tak bisa mendarat di bandara internasional Juanda pesawat mungkin mendarat di bandara terdekat.
"Katakan kalau mendarat di Semarang tentu jarak ke Surabaya sudah dekat dan saya bisa berlebaran dengan keluarga," akunya.
Penukaran tiket pesawat dengan vocer ini membuat Rian enggan untuk kembali menggunakan jasa maskapai Sriwijaya Air. Katanya, sudah tak ada pengumuman dan harus antri lama serta panjang tak bisa mendapatkan uang kembali.
"Kondisi seperti ini sangat tidak nyaman," katanya.