REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Produktivitas pertanian di Jawa Tengah terus menghadapi ancaman kekeringan, pada musim kemarau kali ini. Sejauh ini sudah ada lima dari 39 waduk yang ada di Jawa Tengah telah mengering.
Dampak musim kemarai kali ini juga terus mengancam debit air sejumlah waduk lainnya, yang selama ini menjadi tumpuan irigasi bagi lahan pertanian di sekitarnya. “Sementara 15 waduk lainnya juga bakal mengalami penurunan debit air yang cukup signifikan di bulan Agustus nanti,” kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Budhi Yuwono, Selasa (14/7).
Ia menjelaskan, saat ini kelima waduk yang mengalami kekeringan meliputi Waduk Brambang, Blimbing dan Waduk Botok yang berada di wilayah Kabupaten Sragen. Dua waduk lainnya masing- masing adalah Waduk Gunungrowo di Kabupaten Pati serta Waduk Sanggeh, di wilayah Kabupaten Grobogan.
Meski begitu, kondisi waduk yang mengering ini belum mengganggu produktivitas pertanian di Jawa Tengah. Karena jumlah waduk yang ada di daerah ini total mencapai 39 buah, baik waduk besar maupun waduk kecil. Hanya saja perlu dilakukan langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak musim kemarau ini.
Terutama terkait dengan ancaman penurunan debit air 15 waduk lainnya yang ada di Jawa Tengah. Dinas PSDA bersama dengan Dinas Pekerjaan Umum telah membuat sumur- sumur pantek.
Selain itu juga memperbanyak saluran suplesi (tambahan) untuk membawa air ke area lahan pertanian maupun ke aliran- aliran irigasi primer. Melalui cara ini diharapkan akan mampu menjamin ketersediaan air untuk irigasi pertanian.
Prasetyo juga menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya menerima laporan mengenai permasalahan pasokan air untuk lahan pertanian yang akan memasuki masa panen di Kabupaten Pati wilayah selatan.
Guna menyelamatkan lahan pertanian tersebut, pihaknya mebuat saluran suplesi dari Waduk Kedungombo, di Kabupaten Grobogan. Hanya saja, aliran air untuk irigasi ini akan segera dihentikan.
Karena cadangan air di waduk Kedungombo akan digunakan untuk masa tanam pertama pada bulan Oktober mendatang. “Sehingga pemanfaatan air waduk ini harus bergantian,” tambahnya.