Selasa 14 Jul 2015 20:01 WIB

Menteri PU dan Risma Blusukan Tinjau Gorong-Gorong

Rep: Andi Nurroni/ Red: M Akbar
Menteri PU dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri PU dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyempatkan diri blusukan melihat pembangunan saluran gorong-gorong di Surabaya, Selasa (14/7). Agenda sampingan itu ia lakukan seusai menghadiri pertemuan yang membahas pembayaran ganti rugi warga terdampak lumpur Lapindo di Sidoarjo.

Bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharni, Basuki memeriksa proyek pembangunan saluran gorong-gorong di jalan Banyu Urip, Surabaya bagian barat. Saluran yang dibangun untuk mengusir banjir tersebut diidamkan Pemkot Surabaya terbentang hingga ke perbatasan Gresik.

Untuk itu, Wali Kota Tri Rismaharini meminta dukungan Menteri PU guna mendukung proyek tersebut, terutama dari segi pendanaan. Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljanto menganggap pembangunan gorong-gorong di kawasan rawan banjir itu terbukti memberikan manfaat besar kepada masyarakat.

“Beliau (wali kota) minta dukungan untuk meneruskan proyek ini. Saya melihat manfaatnya memang besar. Dulu waktu saya masih menjadi Dirjen SDA, kawasan di sini selalu banjir. Mudah-mudahan kita kita bisa lanjukan sampai ke Kali Lamong, Gresik. Walaupun bertahap karena biayanya besar,” ujar Basuki di lokasi.

Menurut Basuki, pembangunan gorong-gorong di jalur yang dulu merupakan irigasi Gunungsari tidak menghadapi kendala, semisal pembebasan lahan. “Pembebasan lahan sudah beres. Tinggal perencanaan yang kita teruskan. Juga tinggal penganggaran. Mudah-mudahan Komisi V DPR RI bisa mendukung penganggarannya,” kata dia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, untuk mempercepat pembangunan gorong-gorong Banyu Urip hingga perbatasa Surabaya-Gresik, Pemkot Surabaya akan bergerak bersama dengan Kementrian PU sesuai tugas masing-masing. Menurut Risma, pembangunan gorong-gorong Banyu Urip menuju ke perbatasan Surabaya-Gresik masih kurang sekitar 5 kilometer. Sejak dibangun mulai 2009 silam, ia menjelaskan, pembangunan gorong-gorong di kawasan Banyu Urip sudah selesai sekitar 12 kilometer.

“Kurang sekitar lima kilometer ke arah Kali Lamong. Untuk yang ke sana nantinya akan dibangun dua cell (jalur). Kita gerak sama-sama. Memang ini statusnya jalan nasional (pusat). Kita fokusnya pembebasan lahan,” ujar Risma.

Risma menjelaskan, gorong-gorong Banyu Urip memiliki sejumlah fungsi bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai saluran drainase yang mencegah terjadinya banjir dan luapan air, tetapi juga mampu memecah kepadatan lalu lintas di sana. Itu terjadi karena saluran yang tadinya terbuka ditutup dan menjadi tambahan jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement