Selasa 14 Jul 2015 18:48 WIB

BIN Dituntut Masuk Perkembangan Digital

Rep: C32/ Red: Angga Indrawan
Kepala BIN Sutiyoso (kiri) berjabat tangan dengan Kepala BIN sebelumnya Marciano Norman (kanan) usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/7). (Antara/Yudhi Mahatma)
Kepala BIN Sutiyoso (kiri) berjabat tangan dengan Kepala BIN sebelumnya Marciano Norman (kanan) usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/7). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat keamanan cyber, Pratama Persadha mengapresiasi langkah Sutiyoso untuk membawa Badan Intelejen Negara (BIN) beradaptasi dengan medan yang berbeda. Menurut dia, dengan adanya langkah tersebut maka BIN dituntut bisa masuk dalam perkembangan digital.

“BIN itu dituntut bisa masuk dan beradaptasi dengan perkembangan zaman yang serba digital,” kata Pratama dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL, Selasa (14/2).

Ia menambahkan, hal tersebut perlu dilakukan karena isu ketahanan nasional saat ini sudah melebar ke arah digital. Buktinya, lanjut dia, Jokowi sudah menetapkan Badan Cyber Nasional harus segera terbentuk pada 2016 mendatang.

Selain itu, ia menyatakan intelejen saat ini tak hanya sekadar mengandalkan insting saja tapi mulai beragam. “Kini informasi tersebar lewat media yang beragam, salah satunya internet,” jelas Pratama.

Untuk itu, ia menegaskan pada posisi itulah BIN harus hadir dan mempunyai peran vital. Terkait hal tersebut, Pratama menjelaskan negara lain sudah bergerak maju dan Indonesia tidak boleh tertinggal. 

Diketahui, setelah dilantik sebagai Kepala (BIN), Sutiyoso langsung mengemukakan pentingnya BIN beralih dari Human Intelligence ke Cyber Intellegence. Ia menjelaskan, hal tersebut merupakan pesan dari mantan Kepala BIN yang digantikan sebelumnya yaitu Marciano Norman. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement