Ahad 12 Jul 2015 10:49 WIB

Gerindra: Menteri Baru Bekerja Delapan Bulan, Reshufle tak Lazim

Rep: Agus Raharjo/ Red: Erik Purnama Putra
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menilai wacana reshuffle Kebinet Kerja bergulir terlalu cepat. Sebab, isu perombakan kabinet ini sudah bergulir bahkan belum ada setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut Muzani, isu reshuffle kabinet biasanya bergulir setelah masa pemerintahan berjalan melewati 1 tahun. Dengan hanya delapan bulan seperti yang terjadi di pemerintahan Jokowi ini, Muzani meragukan jajaran menteri sudah berkoordinasi dengan baik. Jadi, sebenarnya, isu perombakan kabinet terlalu cepat.

Menurut Muzani, cepatnya isu reshuffle ini kemungkinan disebabkan karena proses pemilihan dan pengangkatan pembantu presiden yang salah. "Ini tidak lazim, sebab, belum setahun pemerintahan berjalan sudah ada isu reshufle," kata Muzani kepada Republika, Ahad(12/7).

Kondisi salah pilih itu, kata dia,  memunculkan fakta isu reshufle lebih cepat dari pada kinerja para menteri. Hal ini memberi tekanan untuk kinerja para menteri. Jadi, kata Muzani, sebaiknya Jokowi segera melakukan antisipasi agar dampak isu reshufle tidak semakin buruk pada kerja menteri.

"Jadi Presiden harus menjelaskan isu reshufle ini agar tidak menjadi bola liar terlalu lama," ujar ketua Fraksi Gerindra DPR itu.

Namun, ada atau tidaknya reshuffle, menurut Muzani, kembali menjadi hak prerogratif Presiden Jokowi. Semua partai politik tidak bisa mencampuri hak prerogratif presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement