REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar, Menengah Atas dan Kebudayaan, Anies Baswedan menegaskan bahwa pendidikan seorang anak itu mulainya dari rumah, dan orang tua mempunyai peran penting dalam hal itu.
"Penting sekali bagi kita untuk menyadari pendidikan itu mulainya di rumah. Kebiasaan untuk mengekspresikan perasaan itu harus ditumbuhkan di rumah " katanya.
Anies menjelaskan, kalau anak-anak harus diajarkan berekspresi dengan baik, sehingga nantinya di luar mereka juga bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik. Namun, apabila anak-anak tidak pernah dilatih untuk mereka bisa berekspresi, nanti ketika bertemu situasi tertentu, emosinya bisa tak terkontrol.
"Nah, biasanya orangtuanya juga sedikit-sedikit ekspresinya kurang terkontrol. Mobil disalip, marah-marah. Itu sebetulnya secara tidak langsung mengajarkan pada anak bagaimana marahnya kalau ada situasi seperti itu," jelasnya.
Ia melanjutkan, cara orangtua berinteraksi di depan anak-anak adalah role model. Sehingga menurutnya, pendidikan tanggung jawab pertamanya adalah dari orangtua. Meskipun sudah menjadi orangtua pun, menurutnya harus terus belajar.
"Itu sebabnya jadi orangtua itu belajar. Jangan orangtua menganggap sudah jadi (orangtua) lalu berhenti belajar. Kita semua tetap belajar. Jadi nanti jika anak kita dilepas keluar, mereka akan menjadi anak-anak yang membawa nama baik keluarga," jelasnya.
Untuk itu, Anies menerapkan interaksi orangtua di program penumbuhan budi pekerti. Salah satu hal yang diwajibkan dalam program tersebut adalah orangtua diwajibkan melepas anaknya untuk pergi ke sekolah dengan interaksi yang baik, seperti mencium tangan orangtua, anak diberi pelukan atau ciuman dari orangtua. Program ini rencananya akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran yang akan datang.