REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI, Masinton Pasaribu menyatakan bahaya ISIS harus disosialisasikan maksimal. Hal ini untuk membuat masyarakat paham akan bahaya kelompok ini yang terus menerus melakukan perekrutan.
Ia juga meminta agar upaya-upaya pencegahan, baik itu berupa diskusi, dialog, dan sosialisasi tentang bahaya ISIS, terus dilakukan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia, agar mereka tidak memiliki celah menyebarkan pahamnya di Indonesia.
"Jadi, kita harus bisa bersatu dengan memperkuat ideologi kita yaitu Pancasila, untuk membendung propaganda ISIS tersebut," ujar Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Guru besar sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Prof Dr Bambang Pranowo sepakat bahwa untuk membendung ISIS, maka harus memperkuat pemahaman agama dan ideologi generasi muda.
"Dari kajian yang pernah saya lakukan, orang yang paling mudah terpengaruh dengan propaganda paham radikalisme ini di kisaran usia 21-29 tahun, dan paling tua masih di bawah 40 tahun," kata dia.
Menurutnya, cara yang paling efektif untuk mencegah agar generasi muda tidak mudah terpengaruh paham radikalisme yakni dengan cara melakukan deideologisasi.
"Artinya, ideologi dilawan dengan ideologi," ujar pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mathla'ul Anwar, Banten, ini.