REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga di sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara diminta tetap waspada dan menjauhi arah lidah lava erupsi Gunung Sinabung.
Pasalnya, gunung tersebut sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda dan diprediksi masih akan berlangsung sampai lima tahun lagi.
“Status masih awas, yang dikhawatirkan itu area lidah lava hingga radius beberapa kilometer yang sudah diperingatkan agar benar-benar dikosongkan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/7).
Menurutnya, data yang dimiliki BPNB per hari ini terjadi gempa guguran selama 18 kali, dan gempa frekuensi selama delapan kali dengan angka seismograf yang masih tinggi. Menurutnya, aktivitas vulkanik Sinabung akan terus berlangsung dengan intensitas yang tidak jauh beda.
Hal itu juga yang menurut Sutopo, akan memperluas titik wilayah jarak aman dari Sinabung. Ia menjabarkan saat ini saja radius yang harus dikosongkan berjarak tujuh kilometer dengan tujuh desa berdampak.
“Awalnya sisi selatan dan tenggara kemudian bergerak ke timur. Nah, dikhawatirkan itu arah lidah lava meluas, tapi sudah dievakuasi semua,” ujarnya.
Menurutnya, jika ini terus berlangsung warga diminta harus benar-benar menjauhi wilayah dari radius yang ditentukan. "Karena kalau sampai melalui sungai didekat radius enam kilo, bisa langsung menghantam desa di dekatnya desa Sukameriah, Bekerah dan dan Simacem.