REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketinggian air Sungai Cisadane di Kota Tangerang, Banten turun drastis. Kondisi ini terjadi menyusul musim kemarau yang terjadi. Kondisi ini juga memicu kekeringan di wilayah tersebut.
Kepala Bendung Pintu Air 10 Sungai Cisadane, Sumarto mengatakan ketinggian normal air sungai itu yakni 12,40 meter. Namun, saat ini ketinggian air hanya sekitar 11,10 meter dan bahkan akan semakin turun jika musim kemarau berkepanjangan.
Penurunan ketinggian air di Sungai Cisadane telah terjadi selama dua minggu terakhir dan membuat air tak dapat mengalir ke sejumlah daerah di Tangerang. "Harapan adanya aliran air dari Gunung Salak, Bogor pun hingga kini tak ada. Begitu juga hujan yang dapat menambah jumlah air di Sungai Cisadane," katanya, Kamis (9/7).
Dampak yang akan terjadi yakni kekeringan melanda sejumlah desa di wilayah Kabupaten Tangerang dan kesulitan bagi PDAM dalam mendapatkan air baku dari Sungai Cisadane. "Dampak paling besar akan dirasakan warga Kabupaten Tangerang karena air diperlukan untuk berbagai keperluan sementara di Kota Tangerang hanya untuk kebutuhan air baku PDAM," ujarnya.
Ia menambahkan, di wilayah Kabupaten Tangerang terdapat lahan sawah dan berharap adanya aliran air dari Sungai Cisadane. Berbeda dengan di Kota Tangerang yang tak ada persawahan. Maka itu, pihaknya membuka dua pintu di wilayah Barat dan Timur agar air bisa mengalir ke wilayah Kabupaten.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan telah memeriksa kondisi Sungai Cisadane di Bendung Pintu Air 10. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk segera melakukan upaya normalisasi agar persediaan air tetap ada.